Sekarang kalau lagi minum Aqua saya pasti ingat saat dulu masih SD. Apa hubungannya ???. Kebenaran cerita ini saya sendiri juga gak tau dan gak pernah saya cari tahu. Saya mempunyai seorang paman di Pandaan yang rumahnya di daerah pabrik Aqua yang terkenal itu. Setiap kali saya pergi berlibur ke Pandaan yang saya lakukan adalah berenang di sungai. Gak tau kenapa begitu lihat sungai pasti inginnya nyemplung aja. Keinginan saya didukung dengan kondisi jalan yang ada saat itu. Lho ?? yap, saat itu untuk menuju ke rumah paman setelah turun dari bis di depan Essex (sekarang dah gak boleh turun situ !) saya harus berjalan melewati tambak-tambak ikan, pematang-pematang sawah dan terakhir yang saya tunggu-tunggu batu-batu di sungai. Saat itu memang belum ada jembatan penghubung di desa paman. Alhasil begitu melewati batu tersebut pasti saya kejebur (sengaja sich !). Air sungai di desa paman saat itu gak begitu keruh tapi juga gak begitu bening, itu yang membuat ortu melarang saya mandi di sungai. Karena kenekatan saya, larangan tersebut tak pernah saya hiraukan. Mandi di sungai bagi saya merupakan kewajiban tiap sore.
Mungkin karena merasa gak enak sama ortu (analisa saya sendiri), paman suatu ketika mengajak saya berenang di kolam yang tidak biasanya. Paman mengajak saya ke tetangga desa disebelah desanya, menyeberang jalan poros Surabaya Malang berjalan sedikit di sawah-sawah dan yap ! persis di lokasi pabrik aqua sekarang. Saat itu disana ada sumber air tawar yang airnya begitu bening, didalamnya ada ikan besar-besar yang kata orang sana adalah ikan jadi-jadian jadi gak ada yang berani mengambilnya walaupun ikannya begitu mudah kita pegang. Sumber air tersebut sangat besar, bahkan diameter kolam sekitar 5 meter itu pun tak sanggup menampung luberan airnya dan dialirkan ke sawah-sawah.
Saya hanya sempat sekali itu saja berenang di kolam tersebut, karena beberapa tahun kemudian saya sudah melihat pabrik aqua berdiri disana. Sampai saat inipun saya gak tahu dan tak akan mencari tahu darimana sumber air aqua, tapi kalo memang benar sumbernya dari kolam tempat saya berenang, betapa beruntungnya saya pernah berenang di “mata air Pegunungan”-nya aqua. Kalaupun salah yang pasti saya ingat pernah ada sumber air yang begitu indah di bawah bangunan pabrik yang besar saat ini.
Mungkin karena merasa gak enak sama ortu (analisa saya sendiri), paman suatu ketika mengajak saya berenang di kolam yang tidak biasanya. Paman mengajak saya ke tetangga desa disebelah desanya, menyeberang jalan poros Surabaya Malang berjalan sedikit di sawah-sawah dan yap ! persis di lokasi pabrik aqua sekarang. Saat itu disana ada sumber air tawar yang airnya begitu bening, didalamnya ada ikan besar-besar yang kata orang sana adalah ikan jadi-jadian jadi gak ada yang berani mengambilnya walaupun ikannya begitu mudah kita pegang. Sumber air tersebut sangat besar, bahkan diameter kolam sekitar 5 meter itu pun tak sanggup menampung luberan airnya dan dialirkan ke sawah-sawah.
Saya hanya sempat sekali itu saja berenang di kolam tersebut, karena beberapa tahun kemudian saya sudah melihat pabrik aqua berdiri disana. Sampai saat inipun saya gak tahu dan tak akan mencari tahu darimana sumber air aqua, tapi kalo memang benar sumbernya dari kolam tempat saya berenang, betapa beruntungnya saya pernah berenang di “mata air Pegunungan”-nya aqua. Kalaupun salah yang pasti saya ingat pernah ada sumber air yang begitu indah di bawah bangunan pabrik yang besar saat ini.